Isu Etika
Signifikan dalam Dunia Bisnis & Profesi
A. Bantuan Kepentingan
Benturan kepentingan tidak semata-mata suatu benturan antara kepentingan yang
berlawanan, meskipun sebenarnya hal ini terkait juga. Secara lebih tegas,
benturan kepentingan merupakan suatu benturan yang terjadi apabila kepentingan
pribadi sesorang mempengaruhi rindakannya untuk memenuhi kepentingan pihak lain
ketika orang tersebut kerkewajiban untuk bertindak demi kepentingan pihak lain
itu.
Semua situasi benturan kepentingan adalah kecurigaan dari segi moral, namun
beberapa diantaranya lebih serius daripada yang lain. Terdapat tiga cara untuk
membedakan benturan kepentingan, antara lain:
1. Benturan kepentingan aktual dan
potensial
Aktual di sini apabila kepentinan pribadi menyebabkan seseorang bertindak
bertentangan denan pihak lain yang seharusnya dipenuhi opeh orang tersebut.
Potensial apabila terdapat kemungkinan bahwa seseorang akan tidak mampu
memenuhi kewajiban untuk berttindak memenuhi kepentingan pihak lain, sekalipun
orang tersebut belum melakukannya.
2. Benturan kepentingan pribadi dan
non-pribadi
Jika seorang akuntan yang kepentingan pribadinya berbenturan dengan kepentingan
klien disebut benturan kepentingan pribadi, sedangkan saat seorang akuntan
memberikan jasanya, maka disbut benturan kepentingan non-pribadi
3. Benturan kepentingan individu dan organisasi
Dalam hubungan keagenan, lazimnya adalah seorang yang bertindak demi
kepentingan prinsipal. Prinsipal ini bisa individu atau organisasi. Akan
tetapi, organisasi juga dapat bertindak sebagai agen dan karenanya jua bisa
merupakan pihak yang kepentingannya berbenturan.
Bentuk-bentuk dari Benturan Kepentingan yaitu;
a. Pertimbangan yang bias
Benturan ini biasanya berupa pertimbangan akuntan yang
mementingkan kepentingan pribadinya sehingga mengabaikan kepentingan klien.
b. Kompetisi langsung
Ini dapat berupa benturan dalam pekerjaan seorang pegawai
dengan perusahaannya di mana sama-sama memiliki kepentingan
c. Penyalahgunaan kedudukan/posisi
Biasanya dengan kedudukan benturan yang terjadi berupa nepotisme atau
mengedepankan keluarga dengan jabatannya daripada seseorang yang mungkin lebih
ahli yang bukan keluarganya.
d. Pelanggaran kerahasiaan
Pelanggaran ini biasanya untuk mendapatkan kepentingan
pribadinya dengan mengungkapkan rahasia yang merugikan pihak lain.
Benturan yang terjadi pada Akuntan profesional yaitu
kepentingan atau hubungan yang membuat pertimbangan-pertimbangan seorang
akuntan dapat goyah, sehingga seorang akuntan harus tetap menjag integritas,
objektivitas dan independensi nya terhadap setiap kepentinan dan hubungan.
Jenis-jenis Benturan Kepentingan bagi Akuntan Profesional
1. Kepentingan pribadi seorang akuntan
berbenturan dengan kepentingan stakeholder atau orang lain.
2. Kepentingan pribadi akuntan dan
beberapa stakeholder berenturan dengan stakeholder lainnya.
3. Kepentingan satu klien diutamakan
daripada kepentingan klien lainnya.
4. Kepentingan satu atau beberapa
stakeholder berbenturan dengan satu atau beberapa stakeholder lainnya
B. Etika dalam Tempat Kerja
Kemerosotan nilai dalam dunia kerja juga diakui oleh ahli
filsafat Franz Magnis Suseno, bahwa etika dalam tempat kerja mulai tergeser
oleh kepentingan pencapaian keuntungan secepat-cepatnya. Eika sudah tidak ada
lagi dan kegiatanekonomi hanya dimaknakan sebagai usaha mencari uang dengan
cepat. Akibatnya, perusahaan memberlakukan karyawan dengan buruk dan tidak
menghormati setiap pribadi. Etika dalam profesionalisme bisnis. Ada dua hal
yang terkandung dalam etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab.
Kepercayaan diterjemahkan kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia
kerja dan menolak stigma lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian
memperdayasaingan. Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga
insan bisnis jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal-asalan.
Dalam pandangan rasional tentang perusahaan, kewajiban
moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan
menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut. Jadi,
bersikap tidak etis berarti menyimpang dari tujuan-tujuan tersebut dan berusaha
meraih kepentingan sendiri dalam cara-cara yang jika melanggar hukum dapat
dinyatakan sebagai salah satu bentuk “kejahatan kerah putih”.
Adapun beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
1.
Etika Terhadap Saingan
Kadang-kadang ada produsen berbuat kurang etis terhadap
saingan dengan menyebarkan rumor, bahwa produk saingan kurang bermutu atau juga
terjadi produk saingan dirusak dan dijual kembali ke pasar, sehingga
menimbulkan citra negatifdari pihak konsumen.
2.
Etika Hubungan dengan
Karyawan
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika
yang mengatur hubungan atasan dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati
hak-hak bawahan, Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan memperoleh
penghargaan
3.
Etika dalam hubungan
dengan public
Hubungan dengan publik harus di jaga sebaik mungkin, agar
selalu terpelihara hubungan harmonis. Hubungan dengan public ini menyangkut
pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup
C. Aktivitas Bisnis
Internasional - Masalah Budaya
Seorang pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk
budaya perusahaan. Hal itu bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan
sebuah gambaran jelas dan konkrit. Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu
cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan sesuatu.
Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita telaah
kebanyakan perusahaan sekarang ini. Para pemimpin yang bergelimang dengan
fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran situasinya dibalik dengan
perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering mengumpat bahwa itu
semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu. Mereka sendirilah
yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua karena percontohan, penularan
dan panutan dari masing-masing pemimpin. Maka timbul paradigma, mengubah budaya
perusahaan itu sendiri.
Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan
terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan
seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat
mendorong terciptanya prilaku. Dan sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya
prilaku yang tidak etis.
D. Akuntabilitas Sosial
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :
1. Untuk mengukur dan
mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang
ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu
perusahaan
2. Untuk mengukur dan
melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup :
financial dan managerial social accounting, social auditing.
3. Untuk
menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu
hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu
perusahaan.
Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
Salah satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
a. Menentukan biaya dan
manfaat social
Sistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari
manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan
menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan
kontribusi dan kerugian secara spesifik.
b. Kuantifikasi terhadap biaya
dan manfaat saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat
sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
c. Menempatkan nilai moneter pada
jumlah akhir.
Tanggung Jawab Sosial Bisnis dunia bisnis hidup
ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu ada suatu tanggungjawab social yang dipikul oleh
bisnis. Banyak kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang
memperhatikan lingkungan.
E. Manajemen krisis
Krisis merupakan suatu kejadian besar dan tidak terduga
yang memiliki potensi untuk berdampak negatif maupun positif. Kejadian ini bisa
saja menghancurkan organisasi dan karyawan, produk, jasa, kondisi keuangan dan
reputasi . Krisis merupakan keadaan yang tidak stabil dimana perubahan yang
cukup menentukan mengancam, baik perubahan yang tidak diharapkan ataupun
perubahan yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih baik . Organisasi
yang memikirkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan dari suatu krisis akan
berusaha untuk mempersiapkan diri sebelum krisis tersebut terjadi. Bahkan ada
peluang dimana organisasi dapat mengubah krisis menjadi suatu kesempatan untuk
memperoleh dukungan publik
Sebab Krisis Krisis terjadi apabila ada benturan
kepentingan antara organisasi dengan publiknya. Secara umum dapat dijelaskan
bahwa penyebab krisis adalah
1. Sebab umum
:
· Gangguan kesejahtraan dan rasa aman
· Tanggung jawab sosial diabaikan
2. Sebab khusus :
· kesalahan pengelola yang mengganggu
lapisan bawah
· penurunan profit yang tajam
· Penyelewengan
· perubahan permintaan pasar
· kegagalan/penarikan produk
· regulasi dan deregulasi
· kecelakaan atau bencana alam
Suatu krisis menurut pendapat Steven Fink dapat
dikategorikan kedalam empat level perkembangan, yakni :
1.Tahap Prodomal
Krisis pada tahap ini sering dilupakan orang karena
perusahaan masih bisa bergerak dengan lincah. Padahal pada tahap ini, bukan
pada tahap krisis sudah kronis (meledak), krisis sudah mulai muncul. Tahap
prodromal sering disebut pula warning stage karena ia memberi
sirene tanda bahaya mengenai simtom-simtom yang harus segera diatasi.
Tahap ini juga merupakan bagian dari turning point.
Bila manajemen gagal mengartikan atau menangkap sinyal ini, krisis akan
bergeser ke tahap yang lebih serius: tahap akut.
Contoh: Kasus rush nasabah bank BCA tahun 1998
2. Tahap Akut
Meski bukan di sini awal mulanya krisis, orang menganggap
suatu krisis dimulai dari sini karena gejala yang samar-samar atau sama sekali
tidak jelas itu mulai kelihatan jelas.
Dalam banyak hal, krisis yang akut sering disebut
sebagai the point of no return. Artinya, sekali sinyal
– sinyal yang muncul pada tahap peringatan (prodromal) tidak
digubris, ia akan masuk ke tahap akut dan tidak bisa kembali lagi. Kerusakan
sudah mulai bermunculan, reaksi mulai berdatangan, isu menyebar luas. Namun ,
berapa besar kerugian lain yang akan muncul amat tergantung dari para aktor
yang mengendalikan krisis.
Salah satu kesulitan besar dalam menghadapi krisis pada
tahap akut adalah intensitas dan kecepatan serangan yang datang dari berbagai
pihak yang menyertai tahap ini. Kecepatan ditentukan leh jenis krisis yang
menimpa perusahaan, sedangkan intensitas ditentukan oleh kompleksnya
permasalahan.
3. Tahap Kronis
Organisasi masih merasakan dampak dari krisis yang terjadi
dan terkadang dampak ini bisa lebih lama dari krisis itu sendiri.
Tahap ini disebut sebagai tahap recovery atau self analysis.
Di dalam perusahaan, tahap ini ditandai dengan perubahan
struktural. Berakhirnya tahap akut dinyatakan dengan langkah-langkah
pembersihan.
Contoh: Kasus tumpahan minyak Kapal Exxon Valdez (1989).
4. Tahap Resolusi (Penyembuhan)
Tahap ini adalah tahap penyembuhan (pulih kembali) dan
tahap terakhir dari 4 tahap krisis. Meski bencana besar dianggap sudah berlalu,
tetap perlu berhati-hati, karena riset dalam kasus-kasus krisis menunjukkan
bahwa krisis tidak akan berhenti begitu saja pada tahap ini.
Krisis umumnya berbentuk siklus yang akan membawa kembali
pada keadaan semula (prodromal).
SUMBER :
·
Kusmanadji.
2003. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara.
·
Ebert, Roland J. and
Griffin, Ricky W. 2007. Bisnis, Edisi Kedelapan. Penerbit Erlangga.
·
Files. Manajemen
Krisis. http://www.slideshare.net/guest2cf4c2b/manajemen-krisis-outline-kuliah5-presentation.
Accessed on December 22, 2014
·
http://www.jakartaconsulting.com/publications/articles/reputation-management/benturan-kepentingan-kekuasaan-dan-bisnis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar